Top my trip 2012, dari jaman SMA sudah kemecer pingin ngtrip dsini menikmati udara dingin gunung ini dan pasir magicnya. Ngtrip yang serba dadakan dan setengah hampir gagal , alhamdulilah dengan kenekatan (low budget) ngtrip ini terwujudkan berkat gank kucrut yang menjadi sponsor penyandang dana (saweran). Meskipun cuaca waktu itu sungguh tidak mendukung tapi dengan keyakinan penuh berharap sunrise di Pananjakan dapat terlihat. Gunung yang di suci kan itu yang dinamai Bromo, aku bisa datang kesana melebur dengan kemisteriusannya, banyak hal yang mampu aku rasakan yang tak ku dapat di tempat lain.
"Damai" aku merasakan itu disana serta "Nyaman", penduduknya yang ramah-ramah, suasana yang jauh dari polusi udara maupun suara sungguh tempat merefresh diri yang cukup bisa direkomendasikan. Sungguh "Bromo" membuat ku menjadi makin jatuh cinta terhadap alam semesta ini Ciptaan ALLAH SWT..Tak henti-henti aku memuja dan bersyukur segala Kebesaran dan Keindahan bahkan kesempatan yang ALLAH berikan aku bisa merekam serta menikmati hal yang luar biasa ini.
Pasir Berbisik tempat paling favoritku yang ingin aku buktikan banyak cerita para traveler bahkan dari film-film tentang keistimewaan tempat ini. Ternyata memang benar hanya kata "WoW" yang pertama aku ucapkan bener-bener aku mampu merasakan kehebatan itu (kesunyian). Seakan-akan aku mampu mendengar suara hati semua orang.
Kawah Bromo dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat), aku mendaki tiap anak tangga lereng bromo yang kononnya gunung ini memiliki ketinggian 2392 meter diatas permukaan bumi. Pendakian yang sangat menguras keringat dan hampir-hampir menyerah namun saat itu ada si ucil bocah cilik yang lucu jadi teman pendaki yang luar biasa. Tiap langkah kaki selalu ada celotehan konyol yang mengkritik apa yang tertangkap oleh mata dari orang-orang bule yang naik kuda, orang-orang yang pada istirahat karena kelelahan dan bahkan t** kuda pun menjadi top topik sepanjang perjalanan. Bagaimana tidak menjadi top topik perbincangan disepanjang jalan (pasir) banyak bertebaran dimana-mana sampai anak tangga bromo, sumpah celoteh si ucil tentang ranjau darat bikin gelak tawa pelipur kelelahan.
Anaphalis javanica yang biasa populer dengan nama bunga edelwies, ini satu nya benda yang bisa aku bawa sebagai oleh-oleh dari ngtrip ini. (mendadak melow) Bunga Edelwies ini yang membuat aku seumur hidup akan merasa bersalah , oleh-oleh ini yang seharusnya aku berikan kepada Zsi Mungil (Nabilla) sampai akhir hayat tidak pernah aku berikan. Entah mengapa saat itu aku benar terlena atas kelupaan yang aku miliki. Kalau bahas tentang bunga ini hatiku langsung tersayat-sayat dan airmatapun otomatis keluar tak terbendung. Yaa ALLAH, sampai kapan aku bisa memaafkan diriku ini kalo hari-hari itu adalah moment terakhir (pertanda) kepulangannya ke Rahmatullah. Aku bener alpha terlarut dengan aktifitas kerja yang menyita tak henti-hentinya waktu itu. Maaf . . . maaf . . . dan maaf aku tak bisa membaca semua isyarat itu, tak memahami waktu yang tersisa dan aku bodoh . . . bodoh . . . bodoh oleh sihir aktivitas duniawi yang akhirnya menyesatkan ku.
(tarik nafas dalam-dalam) aku yang yakin ALLAH sudah rencanakan itu semua. Zsi mungil sudah bahagia disana dan mendapatkan surga-Nya ALLAH
Bromo . . . ohh Bromo kesan yang tak terlupakan dengan segala kemisteriusnya
my trip 30 desember2012 - 1 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar