Dari hari ke hari semenjak peristiwa itu makin menjadi jadi ketidakrespekan dalam hati. Tak bisa ditipu atau disembunyikan rasa ketidaksukaan ini.
Jadi teringat sewaktu kuliah aspek kenyamanan kerja yaitu lingkungan menjadi faktor penting. Bagaimana tidak, hampir separuh waktu habis di tempat ini. Bertahan dalam ketidaknyaman itu sangatlah menyiksa batin. Batin ingin selalu berontak dan ingin berlari saja dari tempat seperti, namun sebuah janji pada diri sendiri harus dijalani. Akhirnya mencoba untuk konsisten dan bertahan sampai pada masa yang telah direncanakan.
Astagfirullah, hanya kata yang mampu terucap ditiap aura negatif (benci) ini keluar. Aku tak ingin berbuat jahat dan berperilaku seperti mereka (munafik). Aku ingin tetap seperti diriku apa adanya yang akan selalu mencoba dan mencoba menjadi orang baik. Niat diri dimanapun berada hanya ingin mencari ilmu dan saudara. Namun hal sederhana itu tak mudah tuk diwujudkan. Jika tumbuh dalam lingkungan yang tidak kondusif penuh dengan rasa iri, suka mengubar aib orang lain, menang sendiri, cari aman serta menzholimi hak-hak orang lain.
Aku makin heran dengan kiblat serta basic keagamaan tapi tak selaras dengan itu semua, hingga otak mampu menyimpulkan terlalu banyak SDM rendah disini dan "kuper" (kurang perhatian&pergaulan). Terlalu banyak orang baik tidak nampak disini , hanya karena minoritas (orang yg tidak baik) yang menjadi mayoritas merajai tempat ini.
Lalu dalam hati selalu memohon pada Yang Kuasa agar segera ditunjukkan, dilapangkan dan dimudahkan jalanku untuk segera menemukan serta mendapatkan tempat eksistensi yang jauh-jauh lebih baik dari segalanya (lingkungan,perusahaan & salary).
Ini sudah bulan kedelapan hampir dua tahun mengabdi disini, sudah hampir sesuai target untuk menimba ilmu disini. Mulai singsikan lengan dan kuatkan langkah untuk segera mencoba peruntungan ditempat lain.
Lagi pula teman-teman yang baik sudah dahulu hengkang dari tempat ini (gank narsis katanya), kini aku merasa sendiri disini bertahan dan menyemangati diri.
Jadi teringat sewaktu kuliah aspek kenyamanan kerja yaitu lingkungan menjadi faktor penting. Bagaimana tidak, hampir separuh waktu habis di tempat ini. Bertahan dalam ketidaknyaman itu sangatlah menyiksa batin. Batin ingin selalu berontak dan ingin berlari saja dari tempat seperti, namun sebuah janji pada diri sendiri harus dijalani. Akhirnya mencoba untuk konsisten dan bertahan sampai pada masa yang telah direncanakan.
Astagfirullah, hanya kata yang mampu terucap ditiap aura negatif (benci) ini keluar. Aku tak ingin berbuat jahat dan berperilaku seperti mereka (munafik). Aku ingin tetap seperti diriku apa adanya yang akan selalu mencoba dan mencoba menjadi orang baik. Niat diri dimanapun berada hanya ingin mencari ilmu dan saudara. Namun hal sederhana itu tak mudah tuk diwujudkan. Jika tumbuh dalam lingkungan yang tidak kondusif penuh dengan rasa iri, suka mengubar aib orang lain, menang sendiri, cari aman serta menzholimi hak-hak orang lain.
Aku makin heran dengan kiblat serta basic keagamaan tapi tak selaras dengan itu semua, hingga otak mampu menyimpulkan terlalu banyak SDM rendah disini dan "kuper" (kurang perhatian&pergaulan). Terlalu banyak orang baik tidak nampak disini , hanya karena minoritas (orang yg tidak baik) yang menjadi mayoritas merajai tempat ini.
Lalu dalam hati selalu memohon pada Yang Kuasa agar segera ditunjukkan, dilapangkan dan dimudahkan jalanku untuk segera menemukan serta mendapatkan tempat eksistensi yang jauh-jauh lebih baik dari segalanya (lingkungan,perusahaan & salary).
Ini sudah bulan kedelapan hampir dua tahun mengabdi disini, sudah hampir sesuai target untuk menimba ilmu disini. Mulai singsikan lengan dan kuatkan langkah untuk segera mencoba peruntungan ditempat lain.
Lagi pula teman-teman yang baik sudah dahulu hengkang dari tempat ini (gank narsis katanya), kini aku merasa sendiri disini bertahan dan menyemangati diri.
Berharap dihari -hari ketidaknyamanan ini masih ada passion dan semangat yang tersisa untuk bertahan mewujudkan cita cita diri.
Dont Give Up, Vie!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar